Sosialisai sekolah adiwiyata oleh SMPN 2 Badau kepada SMPN 5 Tanjungpandan, berlangsung pada hari Rabu, tanggal 20 April 2022 di ruang labor IPA Spenma. Pada awalnya acara dibuka oleh Bu Siti selalu pembawa acara. Lalu sambutan dari kepala SMPN 5 Tanjungpandan yaitu Pak Darmawijaya, S.Pd. dan sambutan oleh Kepala SMPN 2 Badau yaitu Pak Yuspandi, S.Pd..
Sekolah adiwiyata yaitu adalah upaya membangun program atau wadah yang baik dan ideal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk Cita-cita pembangunan berkelanjutan. (https://brainly.co.id).
SMPN 5 Tanjungpandan (Spenma) merupakan salah satu sekolah adiwiyata di kabupaten Belitung tingkat pendidikan dasar. Sebagai sekolah adiwiyata, Spenma masih perlu banyak belajar dari sekolah lain, seperti SMPN 2 Badau yang sekarang sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri, setelah sebelumnya sebagai sekolah adiwiyata tingkat nasional.
Kepala SMPN 2 Badau dalam sambutannya menyebutkan bahwa tidak sulit untuk mencapai sekolah adiwiyata tingkat provinsi, modalnya bergewrak bersama dan maju bersama (seperti prinsip sekolah penggerak). Jika ingin meningkatkan status menjadi sekolah adiwiyata tingkat provinsi harus bergerak bersama bukan hanya kepala sekolah atau hanya tim saja.
Tingkatan dalam sekolah adiwiyata yaitu.
1. Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten.
2. Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi.
3. Sekolah Adiwiyata tingkat nasional.
4. Sekolah Adiwiyata tingkat mandiri.
Spenma akan meningkatkan tingkatan sekolah adiwiyatanya dari tingkat kabupaten kepada tingkat provinsi. Untuk itu, tentu banyak hal yang akan dibenahi oleh Spenma. Beberapa hal yang perlu dibenahi antara lain berkaitan dengan potensi (kekuatan) dan masalah di sekolah. Potensi misalnya apakah ada hutan sekolah, taman sekolah, kebun sekolah, hutan lindung, dan lain-lain. Kemudian masalah yang harus dicari solusinya. Beberapa masalah misalnya.
1. Sampah (tidak ada bak sampah)
2. Pembibitan (apakah sudah ada tempat pembibitannya).
3. Pemilahan sampah (mana sampah yang bisa didaur ulang).
4. Banjir (bagaimana penanggulangannya).
5. Lahan kritis semakin berkurang
6. Lahan bekas tambang
Itu masalah yang dihadapi sekolah SMPN 2 Badau. Lalu, dilihat masalah apa yang dihadapi Spenma.
SMPN 2 Badau merupakan sekolah adiwiyata mandiri yang perolehan nilainya di atas 95. Menurut Bu Suzan (Ketua Tim Adiwiyata SMPN 2 Badau) sharing atau membagikan beberapa tips untuk Spenma. Modal sekolah adiwiyata yaitu kekompakan dan kebersamaan. Ada beberapa hal
1. RPP, harus ada aspek lingkungannya, (misalnya jika pelajaran PAI, sisa air wudhu digunakan untuk menyiram tanaman). Intinya setiap mapel harus beda aspek adiwiyatanya.
2. Lingkungan (apakah sekolah sudah rindang). Tidak boleh ada bekas pembuangan sampah.
3. Kerja Tim. (semua warga sekolah harus bersinergi antara kepala sekolah, guru, penjaga sekolah, dan staf TU. Misalnya kerja sama dengan orang tua siswa, kerja bakti di sekolah melibatkan orang tua siswa. Jika melakukan kegiatan harus ada foto, daftar hadir. Bisa juga melakukan kerja bakti di sekolah misalnya di TPU sekitar sekolah.
4. Adanya ekskul PPL (Peduli Pelajar Lingkungan)
5. Adanya ekskul tanaman hias
6. Adanya green haouse (apakah sudah ada, sudah maksimal).
7. Toga (tanaman obat keluarga).
8. Adanya ekskul menulis tentang lingkungan (mengarahkan siswa untuk menulis).
Spenma beruntung karena mendapat ilmu (sharing) dari tim adiwiyata dari SMPN 2 Badau yang akan digunakan untuk membenahi lingkungan sekolah yang ada di Spenma.
Sumber dana yang bisa digunakan untuk membenahi yaitu komite, BOS APBN, BOS Rutin. Penyusunan RKAS tentang sekolah adiwiyata harus dimusyawarahkan di forum sekolah dan difoto untuk bukti fisik.
Semoga Spenma bisa meningkatkan sekolah adiwiyata ke tingkat provinsi. Untuk itu perlu kerjasama dan sinergi antar warga Spenma. Semoga bisa terwujud menjadi sekolah adiwiyata tingkat provinsi. Semangat untuk tim adiwiyata Spenma.
Oleh : Suwarni, S.Pd
